Tampilkan postingan dengan label humor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label humor. Tampilkan semua postingan

Terjadi dialog anatara Darwin dengan orang Medan. berikut ini petikan dialognya.

Orang Tebingtinggi: " Kenapa orang barat hebat - hebat teknologinya, semenrtara orang asia tertinggal jauh dan memble - memble, termasuk bangsa saya?"

Darwin : " Dulu ada dua kera yang bertengkar. pertengkaran itu berakhir dengan kekalahan salah satu dari dua kera tersebut. Kera yang menang berangkat ke arah Barat dan melahirkan orang - orang pintar teknolog di sana. Sedangkan, kera yang kalah berangkat ke arah Timur dan melahirkan orang - orang asia. seperti anda.

Orang Tebingtinggi: " Kalau Anda lahir dari kera yang menang atau yang kalah?"

Darwin : " Oou, saya lahir dari kera yang menang. Makanya, sayapintar dan amat mengetahui bahwa saya berasal dari kera."

Orang Tebingtinggi: " Sudah berapa kera yang anda lahirkan sekarang, sebagai penerus anda nanti?"

Darwin : ( sambil berbisik ), " Ooo, maaf saya kera mandul."

Seorang warga Aceh dari kabupaten pidie menulis surat untuk anaknya yang ada di LP Nusa Kambangan karena dituduh terlibat Gerakan Aceh Merdeka ( GAM ). Bunyi suratnya, "Hasan, Bapakmu ini sudah tua. sekarang sedang musim tanaman jagung. Sedangkan, kamu ditahan di penjara pula. Siapa yang mau bantu Bapak mencangkul kebun jagung ini?"

Sabagai anak yang berbakti, Hasan segera membalas surat itu beberapa minggu kemudian. Isi surat itu adalah : “Demi Tuhan, jangan cangkul kebun itu. Aku tanam senjata disana."

Rupanya surat itu disensor oleh pihak rumah tahanan. Keesokan harinya setelah si bapak terima surat. Datang satu peleton tentara dari Kota Medan. Tanpa banyak bicara, mereka segera ke kebun itu dan sibuk seharian mencangkul tanah di kebun tersebut. Setelah mereka pergi, kembali si bapak menulis surat ke anaknya si Hasan.

"Hasan, setelah Bapak terima suratmu, datang satu peleton tentara mencari senjata dikebun jagung kita, namun tanpa hasil. Apa yang harus bapak lakukan sekarang?"

Si Hasan kembali membalas surat tersebut, "Sekarang Bapak mulai tanam jagung saja. kan, udah dicangkul sama tentara. Dan jangan lupa ucapkan terimakasih kepada mereka. Anggap ini sebagai bakti anakmu yang tetap bisa membantu mencangkul dari jauh.